
Parameter Pengukuran Pemantauan Air Limbah
Sebuah lingkungan yang baik dapat dilihat dari bagaimana cara masyarakat sekitarnya berupaya untuk menjaga dan melestarikan alamnya. Salah satu elemen yang dapat anda perhatikan adalah kualitas air yang tentunya menjadi sumber daya mahkluk hidup. Tidak hanya manusia, tetapi tumbuhan serta hewan pasti membutuhkan air dengan kualitas terbaik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan parameter untuk menentukan kualitas air yang baik agar tidak mencemari alam yang terdampak. Beberapa industri yang sudah menyadari hal ini tentu saja segera bertindak dalam mengambil langkah.
Di tahun 2018, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, telah mengeluarkan kebijakan bagi Industri terkait agar segera memasang alat Sistem Pemantauan Air Limbah Terus Menerus dan Dalam Jaringan atau yang bisa kita sebut SPARING dalam rangka memantau air limbah yang mengalir ke tujuan terakhir yakni, sungai dan laut.
Yuk simak parameter apa saja yang menjadi acuan!
Parameter Kualitas Air Limbah
- pH (potential Hydrogen)
pH merupakan suatu derajat pengukuran keasaman yang menyatakan seberapa tinggi atau rendah tingkat keasaman atau kebasaan dari suatu larutan (Mufida, et al, 2020). Besaran pH dapat memengaruhi ekosistem sekitarnya seperti pH yang baik untuk dikonsumsi sebagai air minum memiliki rentang antara 6 hingga 7. Parameter atau ukuran pH air limbah yang dikeluarkan oleh industri normalnya berkisar antara 6 hingga 9 sebaliknya, jika pH air limbah yang terlalu asam atau basa nantinya akan berdampak buruh bagi lingkungan.
- COD (Chemical Oxygen Demand)
COD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air. Nilai COD yang tinggi pada air limbah menunjukkan bahwa air tersebut masih berbahaya sehingga sebelum dibuang ke sumber air. Kadar COD yang normal menurut permen LHK No. 68 tahun 2016 adalah 100 mg/L.
- TSS (Total Suspended Soil)
TSS adalah total padatan tersuspensi dalam air limbah atau bahan tidak larut dan melayang
dalam air. Padatan tersuspensi ada hubungan erat dengan tingkat kekeruhan air. Jika kandungan bahan tersuspensi semakin tinggi, artinya air semakin keruh. Kadar Total Suspended Solid (TSS) air limbah yang normal tergantung pada kawasannya. Misalnya, untuk kawasan industri maksimal kadar cairan TSS adalah 150mg/L sementara itu, untuk air limbah yang aman dibuang, kadar TSS maksimal adalah 30 mg/L.
- NH3-N (Amoniak)
Amonia adalah senyawa kimia yang didapati berupa gas berbau tajam yang khas. Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi bumi namun terdapat senyawa yang dapat membahayakan kesehatan tubuh terlebih jika melebihi kapasitas per harinya. Kadar amonia air limbah normalnya adalah sekitar 40 mg/L.
- Debit
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dalam jumlah satuan tertentu. Debit air penting untuk diketahui karena dapat membantu mengelola sumber daya air dengan lebih efisien.
Demikian parameter air limbah yang dipantau oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Dapatkan informasi lengkap mengenai konsultasi alat SPARING dengan kami!